Sejumlah lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang tergabung dalam Koalisi Organisasi Masyarakat Sipil, meminta Presiden dan Wakil Presiden terpilih Joko Widodo-Jusuf Kalla meminta pendanaan tim transisi harus transparan.
“Secara normatif keberadaan tim ini sesuatu hal positif karena berorientasi pada program. Namun, prasyarat membangun perbaikan tentu harus diawali dengan akuntabilitas atau transparansi pendanaan tim transisi kepada masyarakat,” kata Koordinator Indonesia Corruption Watch (ICW) Ade Irawan, mewakili Koalisi Organisasi Masyarakat Sipil di Kantor Walhi, Jakarta, Selasa (2/9/2014).
Mereka menilai untuk mengoperasionalkan sebuah tim yang cukup besar dengan kerja sangat strategis dibutuhkan dana yang tidak sedikit.
Transparansi pendanaan tim transisi kepada publik dinilai akan menjauhkan kubu Jokowi-JK dari pendiktean kelompok pemodal.
“Transparansi terkait tim tersebut tidak hanya dapat dipandang sebagai sebuah kewajiban seorang pejabat publik yang telah diberikan mandat, namun juga dapat dipandang sebagai bentuk apresiasi Jokowi-JK kepada seluruh bentuk voluntarisme massif selama pemilu yang ikut andil dan bekerja keras memenangkan pasangan tersebut dalam Pipres,” ujar dia.
Jika Jokowi-JK tidak transparan ihwal sumber pendanaan tim transisi, lanjutnya, maka tim itu dinilai hanya akan menjadi alat memuluskan kepentingan kelompok-kelompok tertentu yang sifatnya lebih diformalkan saja.
Jokowi membentuk tim transisi untuk menformulasikan program-program yang akan dijalankan oleh kabinetnya kelak. Tim ini disebut bekerja secara independen dan bermarkas di Rumah Transisi, Jalan Situbondo, Menteng, Jakarta Pusat. (Antara)
Sumber http://ift.tt/1ClbVeV
via suara.com
No comments:
Post a Comment