http://ifttt.com/images/no_image_card.png
Gubernur Bengkulu Junaidi Hamsyah mengimbau masyarakat untuk mewaspadai kabut asap yang menyelimuti provinsi tersebut.
“Kabut asap memang sudah beberapa hari ini kita rasakan, saya imbau masyarakat untuk mewaspadai asapnya dengan menggunakan masker untuk beraktivitas di luar ruangan,” katanya, Minggu (19/10/2014).
Menurut Junaidi kabut asap yang melanda Bengkulu tersebut merupakan kiriman dari provinsi tetangga karena berdasarkan pantauan BMKG di Provinsi Bengkulu belum ditemukan titik api.
“Saya rasa kabut asap ini merupakan kiriman dari provinsi tetanga seperti Sumatra Selatan dan Jambi akibat kebakaran lahan,” kata dia.
Berdasarkan pantauan BMKG jarak pandang di sebagian wilayah dalam Kota Bengkulu mencapai 1.500 meter, namun hal tersebut belum masuk kategori membahayakan.
Wakil Gubernur Bengkulu Sultan B Najamudin juga mengimbau seluruh masyarakat di daerah itu, menggunakan pelindung saluran pernapasan jika ingin melakukan aktivitas di luar rumah.
“Kabut asap dari Provinsi Sumatera Selatan, mulai menutupi wilayah Bengkulu, memang belum membahayakan masyarakat, namun untuk kesadaran diri sendiri, kita mengimbau agar (masyarakat) menggunakan masker,” ujarnya.
Menurut wakil gubernur, pihaknya saat ini sedang mendata di setiap puskesmas, guna melihat apakah kabut asap yang sudah menyelimuti sebulan terakhir berdampak buruk terhadap kesehatan masyarakat.
“Kalau ditemukan kasus infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), kita harus bergerak, pemerintah daerah tidak ingin kondisi kesehatan masyarakat menurun akibat ini, dan kami juga merencanakan akan melakukan tindakan penanggulangan termasuk membagikan masker, jika asap di Provinsi Bengkulu tidak reda,” kata dia.
Terkait titik api, Sultan mengatakan, tidak ada pembakaran hutan di Provinsi Bengkulu.
“Kita tidak menemukan titik api di Bengkulu, sebelumnya ada satu titik yang disampaikan Bupati Kepahiang, tapi sudah dipadamkan, sekarang tidak diizinkan lagi pembakaran hutan untuk membuka lahan perkebunan, kalau ada bisa ditindak sesuai hukum,” ucapnya.
Sementara itu Pemerintah Kabupaten Rejanglebong, membagikan masker kepada warga setempat untuk mengantisipasi dampak kabut asap kebakaran hutan kiriman dari beberapa provinsi di Sumatera.
“Untuk saat ini jumlah masker yang dibagikan sebanyak 650 buah, pembagian ini dilakukan atas kerja sama antara Dinkes Rejanglebong dengan BPBD Rejanglebong,” kata Kepala Seksi Pemberantasan Penyakit Menular pada Dinas Kesehatan Rejanglebong, Nunung Trimulyanti.
Pembagian masker yang dilakukan pihaknya itu merupakan tindak lanjut dari bencana kabut asap akibat kebakaran hutan di sejumlah provinsi di Sumatera, dan sudah dilakukan pihak BPBD setempat sejak Senin (13/10/2014).
Kondisi udara di daerah itu saat ini, kata dia, sudah tidak sehat dan berpotensi menyebabkan beberapa penyakit di antaranya ISPA, dengan tanda-tanda menyebabkan mata perih dan saat dihirup hidung menjadi panas serta membuat nafas menjadi sesak.
“Untuk mencegah dampak kabut asap ini warga diimbau untuk menggunakan masker saat ke luar rumah serta tidak ke luar rumah jika tidak ada keperluan mendesak. Untuk masker ini masyarakat bisa membelinya di apotek dan harganya cukup murah, pembagian ini hanya bentuk simbolik sehingga warga dapat mewaspadai dampaknya,” kata Nunung.
Kabut asap kebakaran hutan yang terjadi di sejumlah wilayah di Sumatera itu, Senin (13/10) hingga malam hari menyelimuti Kota Curup, Kabupaten Rejanglebong.
Pantauan di lapangan kabut asap kebakaran hutan kiriman tersebut terlihat sejak pagi hari hingga malam hari dengan jarak pandang berkisar 300-500 meter.
Tebalnya kabut asap ini membuat sejumlah warga mulai mengenakan masker, sedangkan para pengendara kendaraan roda dua dan empat yang melintas di jalanan dalam kota ini menyalakan lampu guna menghindari terjadinya kecelakaan lalu lintas. (Antara)
Sumber http://www.suara.com/news/2014/10/19/081946/bengkulu-waspada-kabut-asap/
via
suara.com