Suara.com - Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia menjamin, harga daging sapi ketika memasuki bulan puasa dan Lebaran tidak akan melonjak terlalu tinggi. Menurut Sekjen Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia Rochadi Tawaf, saat ini ada sekitar 300 ribu eksor sapi impor yang siap panen.
Selain itu, stok sapi lokal juga memasuki panen. Karena itu, permintaan yang tinggi selama bulan puasa dan Lebaran dipastikan bisa terpenuhi dan tidak akan membuat harga jual membumbung tinggi.
“Saat ini kan kran impor sapi sudah dibuka, kalau tidak salah ada 750 ribu ekor sapi impor untuk satu tahun, jadi untuk enam bulan saja ada 375 ribu ekor sapi impor yang akan mememuhi kebutuhan daging sapi. Biasanya permintaan daging sapi melonjak H-7 sebelum puasa dan H-15 sebelum Lebaran. Dengan banyaknya stok sapi yang akan panen, maka harga daging sapi tidak akan naik terlalu tinggi,” kata Rochadi kepada suara.com melalui sambungan telepon, Rabu (30/4/2014).
Rochadi menambahkan, stok sapi lokal sebagian besar masih berasal dari Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Jawa Timur dan Jawa Tengah. Daerah tersebut masih menjadi sentra produksi sapi yang selalu memenuhi permintaan daging sapi untuk Jakarta setiap bulan Puasa dan Lebaran.
Tahun lalu, permintaan daging sapi meningkat 15-20 persen selama puasa dan Lebaran. Kata Rochadi, tahun ini kemungkinan besar lonjakan permintaan daging sapi tidak terlalu berbeda. Harga daging sapi pada bulan Puasa dan Lebaran biasanya naik menjadi Rp110.00-Rp140.000 per kilogram dari harga normal Rp80.000-Rp90.000 per kilogram.
Kementerian Pertanian memperkirakan kebutuhan daging sapi potong nasional pada 2014 mencapai 593.040 ton. Jumlah itunaik dibandingkan tahun 2013 yaitu 549.670 ton. Dari jumlah kebutuhan tersebut pemerintah menargetkan pemenuhan konsumsi dari kontribusi sapi lokal itu sebesar 90,1 persen atau 534.760 ton. Sedangkan sisanya dari sapi impor.
Sumber http://ift.tt/1mbCoq9
via suara.com
No comments:
Post a Comment