Tuesday, 29 April 2014

Studi: Lelaki di Lingkungan yang Keras Lebih Suka Perempuan Maskulin

http://ift.tt/eA8V8J

Suara.com - Mata belo dan bibir ranum mungkin membuat lelaki di Jepang tergila-gila, tetapi di Nepal para lelaki tidak tertarik pada perempuan cantik nan feminin.


Itu adalah hasil sebuah penelitian terbaru tentang preferensi lelaki terhadap wajah perempuan di 28 negara. Studi itu menunjukkan bahwa lelaki tertarik pada perempuan cantik – dengan mata besar, bibir sensual, dan dagu yang menggantung – hanya jika mereka hidup di negara-negara kaya.


Para peneliti dalam studi itu belum mengetahui alasan di balik preferensi itu. Mereka menduga faktor evolusi yang menyebabkan kecenderungan itu, setidaknya memengaruhi alam bawah sadar.


Maksudnya, lelaki yang hidup di lingkungan yang keras berpikir bahwa anak-anak mereka akan punya peluang bertahan hidup lebih baik jika mereka kawin dengan perempuan yang bisa memperoleh banyak sumber daya.


“Lelaki yang hidup di kondisi berat lebih memilih perempuan yang tidak feminin, karena perempuan feminin dinilai kurang dominan secara sosial,” kata Urszula Marcinkowska, kandidat doktor pada University of Turku, Finlandia, peneliti dalam studi itu.


Marcinkowska tertarik meneliti preferensi lelaki terhadap perempuan setelah mempelajari penelitian sebelumnya, yang menyebutkan bahwa lelaki maskulin dinilai sangat menarik oleh perempuan di negara misikin.


Dagu kokoh, mata tajam, dan alis yang dominan menunjukkan seorang lelaki punya gen kuat yang bisa diturunkan kepada anak-anaknya, demikian hasil penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Biology Letters, Maret 2013.


Dalam peneltian terbaru, Marcinkowska ingin mencoba melihat apa yang dicari lelaki pada perempuan di dunia ketiga.


Marcinkowska merekrut 1972 responden lelaki secara online dari 28 negara dan meminta mereka menilai foto seorang perempuan. Foto itu bergambar wajah satu perempuan dalam tiga versi, feminin, normal, dan maskulin.


Memang secara umum lelaki dari seluruh dunia lebih memilih wajah yang feminin ketimbang yang maskulin. Tetapi tingkat preferensi mereka beragam. Di negara miskin – dengan indikator rendahnya angka harapan hidup serta tingginya angka kematian ibu dan anak – lelaki tidak begitu tertarik dengan perempuan feminin.


Lelaki Nepal adalah mereka yang tidak tertarik dengan perempuan feminin, diikuti oleh Nigeria dan Kolombia. Lelaki Jepang adalah yang paling tertarik dengan perempuan feminin, diikuti oleh lelaki Autralia


Menurut Dan Kruger, pakar psikologi evolusi dari University of Michigan, Amerika Serikat, tampang feminin sering dikaitkan dengan kesuburan perempuan. Dalam lingkungan yang sehat, lelaki secara bawah sadar memilih perempuan yang bisa memberinya banyak anak.


Tetapi di lingkungan yang kurang sehat, yang lebih penting bagi lelaki adalah kemampuan pasangan untuk bertahan hidup agar bisa memberikan anak. Dominasi sosial – yang ditandai dengan ciri-ciri maskulin – adalah sinyal bahwa perempuan punya kemampuan untuk bertahan lebih baik di lingkungan.


Dalam studinya Marcinkowska mewanti-wanti bahwa faktor biologi bukan satu-satunya faktor untuk mengukur daya tarik seseorang. Penelitian Marcinkowska diterbitkan dalam jurnal Biology Letters edisi 29 April 2014. (LiveScience)






Sumber http://ift.tt/1o2iUAW

via suara.com

No comments:

Post a Comment