Friday, 30 May 2014

Edge of Tomorrow, Menyelamatkan Bumi dari Serangan Alien

http://ift.tt/eA8V8J

Alien peniru alias Mimic menginvasi bumi. Sebagian negara di Eropa sudah berhasil dikuasainya. Tentara Pertahanan Gabungan memutuskan untuk melakukan Operasi Downfall di pantai Normandy, Prancis untuk mengalahkan alien itu. Pemimpin Tentara Pertahanan Gabungan, Jenderal Brigham (Brendan Gleeson) memutuskan untuk membawa William Cage (Tom Cruise) dalam misi tersebut.


Cage bukan seorang tentara, dia adalah humas yang bertugas untuk memberikan strategi dalam perang melawan mimic. Dia juga diizinkan untuk menggunakan baju tentara dengan pangkat Mayor. Tanpa keahlian dalam berperang, Cage tentu saja menolak untuk ikut dalam Operasi Downfall. Namun, Jenderal Brigham bersikeras untuk memasukannya ke Skuad J yang dipimpin oleh Sersan Farrel (Bill Paxton).


Cage tidak bisa menyembunyikan rasa takutnya ketika dia dan pasukan Skuad J akhirnya mendarat di pantai Normandy. Apalagi setelah melihat beberapa temannya tewas di tangan alien, serta simbol peperangan melawan Alien yaitu Rita (Emily Blunt) juga tidak bisa bertahan. Operasi Downfall merupakan sebuah ajang pembantaian terhadap tentara pertahanan gabungan.


Cage juga menjadi korban yang tewas dalam operasi. Anehnya, ketika sudah tewas, Cage kembali terbangun dan berada satu hari sebelum dilakukannya Operasi Downfall. Hal ini terus berulang karena Cage dan Blunt selalu gagal untuk membasmi mahluk aneh tersebut. Mereka harus mencari cara untuk bisa mengalahkan Mimic tersebut apabila tidak ingin melihat bumi dikuasai oleh Alien.


Edge of Tomorrow merupakan film karya sutradara Doug Liman yang diadaptasi dari novel Jepang dengan judul All You Need Is Kill. Ini sekaligus merupakan film science fiction kedua bagi Tom Cruise dalam setahun terakhir. Sebelumnya, Cruise juga tampil dalam film Oblivion yang mempunyai setting masa depan. Ironisnya, Oblivion gagal meraih simpati pecinta film dan tidak terlalu sukses di pasar.


Bagaimana dengan Edge of Tomorrow? Paling tidak, film ini masih lebih baik dibandingkan Oblivion karena ada sedikit humor yang dimasukkan oleh Doug Liman. Selain itu, alur cerita dengan model lompatan waktu juga merupakan sesuatu yang membuat Edge of Tomorrow menjadi lebih enak ditonton. Penggunaan time loop memang bukan hal yang baru di industri film di Hollywood.


Pada 1993, Bill Murray menuai pujian ketika tampil di film Groundhog Day. Dia menjadi seorang pianis yang selalu kembali ke masa sekarang. Film ini juga tidak menampilkan sosok heroik Tom Cruise sejak awal. Penyelamat bumi dari serangan alien digambarkan sebagai seorang lelaki tampan yang penakut. Bahkan, dalam salah satu adegan, Cage sempat memilih untuk meninggalkan medan perang.


Tentunya, karakter Rita yang diperankan oleh Emily Blunt layak untuk diberi acungan jempol. Blunt berhasil menemukan chemistry dengan Cruise di sepanjang film. Kombinasi keduanya membuat Edge of Tomorrow tidak melulu tentang penyerangan kepada alien. Film ini juga bercerita tentang pengorbanan yang harus dilakukan untuk menyelamatkan umat manusia dari invasi mimic tersebut. Time loop yang menimpa Cage dan Rita secara berulang-ulang tidak membuat penonton bosan.


Di sinilah kehebatan Linman, dia mampu memberikan sesuatu yang segar setiap kali Cage dan Blunt tewas, hidup lagi, tewas lagi dan hidup lagi. Keputusasaan yang sempat muncul di raut muka Cage dan Rita akan membuat kita penasaran, adakah cara yang bisa dilakukan dua jagoan tersebut untuk mengalahkan sang alien? Tidak salah apabila Edge of Tomorrow disebut sebagai salah satu film terbaik yang dibintangi Tom Cruise dalam beberapa tahun terakhir.






Sumber http://ift.tt/1oTi1vJ

via suara.com

No comments:

Post a Comment